Cerita Mantan Pasien Covid-19 di Ciamis, Tak Dirawat-Dikucilkan Tetangga

Mantan Pasien Covid-19

Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),- Imas Sungkawati, warga Desa Kutawaringin, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat membeberkan buruknya pelayanan pemerintah terkait penanganan Covid-19. Hal itu pernah ia alami sendiri, saat dirinya dinyatakan positif Covid-19.  Meskipun saat ini Imas sudah menjadi mantan pasien Covid-19.

Sejak pertama kali Imas dinyatakan positif Covid-19, ia mengaku tak pernah mendapatkan pelayanan kesehatan dari Gugus Tugas Covid-19 saat itu.

Baca Juga: Dugaan Pungutan Biaya Pemulasaran Pasien Covid-19 Diungkap Anggota DPRD Ciamis

Bahkan, sejak dikeluarkannya hasil positif Covid-19 tersebut, dirinya dibiarkan tanpa ada upaya perawatan atau dirujuk untuk isolasi di Rumah Sakit. 

“Tidak pernah ada sama sekali upaya dalam bentuk apapun dari tim gugus, apalagi sampai dilakukan perawatan khusus,” beber Imas, Minggu (8/11/2020).

Selama dirinya menjalani isolasi mandiri di rumahnya, Imas mengaku ia hanya dibiarkan begitu saja. Tanpa ada pemantauan dari petugas kesehatan.

“Saya hanya diberi paracetamol dan vitamin 4 butir. Itu pun karena saya yang minta. Setelah saya protes, baru dikirim susu dua kaleng oleh bidan,” terangnya.

Baca Juga: Dinilai Tak Profesional, Uus Rusdiana Soroti Satgas Covid-19 Ciamis

Selain susu, Imas melanjutkan, bidan juga memberinya dua bungkus kue. Sementara dari desa dikirim 2 plastik beras, mie rebus 1 dus, mie goreng 1 dus, susu kaleng 2, dan gula putih 1 Kg.

“Jadi nggak ada perhatian atau perawatan khusus tuh. Hal ini yang membuat saya kecewa dan merasa sangat dirugikan. Selain tidak diberikan pelayanan kesehatan, para tetangga pun jadi menjauhi saya dan keluarga. Karena mereka ketakutan oleh saya karena hasil positif itu,” ujar mantan pasien Covid-19 tersebut.

Mantan Pasien Covid-19 Tidak Merasakan Gejala

Imas mengatakan, sejak dirinya divonis positif Covid-19, ia mengaku tidak mengalami hal-hal aneh. Apalagi mengalami gejala seperti ciri-ciri orang kena virus Corona.

“Sejak keluar hasil positif itu, saya tidak pernah merasakan gejala apa-apa. Katanya  yang Covid itu makan tidak mempunyai rasa. Begitu pun penciuman tidak berfungsi,  lah ibu mah nafsu  makan tinggi. Begitupun penciuman normal,” jelasnya.

Karena tidak merasakan gejala apa-apa, ia menuding hasil dari swab test yang menyatakan dirinya positif Covid-19 itu bohong.

“Ini mah hasil sepertinya bohong dan harus dipertanyakan akurasi pemeriksaan. Saya itu masih ingat, saat dilakukan swab pada tanggal 3 September lalu. Suhu tubuh saya hanya 35,4 derajat. Tapi kenapa saat hasil positif keluar, kok hasil suhu tubuh berubah jadi 38.4 derajat. Ini aneh, tapi saya tidak bisa protes apa-apa,” katanya.

Stress Saat Divonis Covid-19

Imas mengaku stress saat hasil swab keluar dan dirinya dinyatakan positif Covid-19. Namun, saat dirinya stress dan ketakutan tersebut, tidak pernah ada petugas medis yang datang untuk melakukan penanganan kepadanya.

Baca Juga: Satgas Covid-19 Ciamis Tanpa Jubir, Wartawan Kelimpungan Cari Informasi

“Tak pernah sekalipun ya, saya rasa, pemerintah kok seenaknya mengeluarkan vonis, tapi tidak dibarengi upaya penindakan dan penanganan. Katanya yang positif itu langsung ada tindakan medis, lah ini mah malah dibiarkan,” katanya lagi.

Sejak divonis positif Covid-19, Imas mengaku diajuhi oleh tetangganya lantaran takut tertular. “Akhirnya sanksi sosial pun jatuh kepada saya dan keluarga. Semua tetangga menjauh dan takut saat berjumpa dengan saya,” terangnya.

Imas juga mengaku jika dirinya tidak merasakan ada hal aneh apapun dalam kesehatannya selama dinyatakan positif Covid-19. Bahkan dirinya masih melakukan aktifitas seperti biasanya meski dalam lingkup yang terbatas.

“Selama menunggu hasil negatif, saya hanya bisa beraktivitas di dalam rumah saja. Namun saya juga tidak merasakan gejala-gejala aneh lainnya pada diri saya. Bahkan hingga hasil negatif keluar pada tanggal  6 Oktober kemarin, saya sehat-sehat saja hingga saat ini,” katanya.

Saat dirinya mengikuti swab massal pada tanggal 3 September lalu, ia memang tengah batuk pilek. Namun, seiring menunggu hasil swab yang keluar pada tanggal 23 September, Imas mengaku sudah sembuh dari gejala batuk pilek tersebut.

“Bahkan saya saat itu selalu melakukan aktivitas bersepeda seperti biasanya. Bahkan dalam keseharian saya selalu mematuhi prokes seperti menjalankan 3M juga. Perasaan saya waktu itu sehat tidak ada gejala apa-apa. Nah begitu hasil swab keluar positif, di situ saya langsung stres karena ya takut juga meski dalam hal ini, saya sendiri tidak pernah merasakan perubahan kondisi kesehatan saya,” terangnya. 

Dikucilkan Tetangga

Meski saat ini Imas sudah dinyatakan negatif Covid-19, namun ia masih merasakan adanya sanksi sosial dari lingkungannya.

“Saya harap, pemerintah bisa memberikan solusi agar para tetangga tidak mengucilkan saya, bagaimana pun ini karena hasil swab yang diumumukan oleh pemerintah. Makanya saya juga minta tanggung jawab pemerintah untuk memulihkan kondisi saya saat ini. Sudah divonis tanpa adanya perawatan dan perhatian, kini saya juga dibiarkan untuk dikucilkan oleh lingkungan,” keluhnya.

Sementara itu, HR Online sudah berusaha menghubungi Kepala Puskesmas setempat yang juga bagian dari tim Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, namun hingga berita ini diturunkan, belum ada jawaban dari Kepala Puskesmas. (Suherman/R7/HR-Online)

Editor: Ndu

The post Cerita Mantan Pasien Covid-19 di Ciamis, Tak Dirawat-Dikucilkan Tetangga appeared first on Harapan Rakyat Online.



source https://www.harapanrakyat.com/2020/11/cerita-mantan-pasien-covid-19-di-ciamis-tak-dirawat-dikucilkan-tetangga/
Jasa Iklan Google Adwords Situs Judi Slot Online
Jasa Whatsapp Blast Situs Judi Slot Online
Jasa Backlink PBN Situs Judi Slot Online
Jasa Penulis Artikel SEO Situs Judi Slot Online

Slider Parnert

Subscribe Text

Jasa Google Ads Situs Judi Online