Friday, July 24, 2020

Sejarah Manusia Purba Neolitikum, Mulia Bercocok Tanam dan Berternak

sejarah manusia purba neolitikum

Sejarah manusia purba Neolitikum ternyata menarik dibahas, terutama saat awal manusia mengenal sistem bercocok tanam dan berternak. Hal ini disebabkan oleh kemampuan berfikir manusia dalam mempertahankan kehidupannya mulai berkembang.

Peristiwa ini mengakibatkan munculnya kelompok-kelompok manusia yang lebih maju dan menetap dalam satu tempat.

Selain berkembangnya cara berternak, di zaman ini mereka juga mulai hidup bercocok tanam. Dalam kehidupan bercocok tanam ini, manusia sudah dapat menguasai alam lingkungannya berseta isinya.

Baca Juga: Fosil Manusia Purba Termuda dari Homo Erectus Ada di Indonesia, Simak Faktanya

Kemampuan memproduksi bahan makanan ini menjadi dasar utama bagi mereka untuk hidup dan menetap.

Sejarah Manusia Purba Neolitikum

Sejarah manusia purba pada zaman Neolitikum berputar sekitar berkembangnya kemampuan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya lewat bercocok tanam. Berikut penjelasannya:

Berhuma Adalah Kehidupan Bercocok Tanam yang Pertama Kali Ditemukan Manusia Purba

I Wayan Badrika dalam bukunya berjudul “Sejarah Nasional Indonesia dan Umum 1” (2000: 17), mengungkapkan bahwa kehidupan bercocok tanam pertama kali yang ditemukan oleh manusia purba pada masa Neolitikum adalah berhuma.

Manusia purba pada masa neolitikum adalah sebuah revolusi dari kehidupan Foof Gathering  menjadi Food Producing.

Adapun sistem berhuma merupakan teknik bercocok tanam dengan cara membersihkan hutan dan menanaminya.

Setelah tanah tidak subur mereka pidah dan mencari bagian hutan yang lain. Para manusia purba selalu mengulang pekerjaan membuka hutan, demikian seterusnya.

Setelah melakukan buka tutup lahan di hutan, I Wayan Badrika juga menjelaskan bahwa manusia mulai memikirkan kehidupan menetap dalam jangka waktu yang lama.

Maka dari itu dalam sejarah manusia purba Neolitikum, manusia mulai memikirkan untuk berocok tanam pada tanah yang bisa dimanfaatkan berulang kali. Sehingga mereka mulai mengenal cara bercocok tanam pada tanah-tanah persawahan.

Baca Juga: Manusia Purba Lucy Sempat Viral, Peneliti: Tidak Lebih Pintar dari Kera

Sejak bercocok tanam di daerah persawahan itulah, pada akhirnya manusia purba tidak lagi memikirkan untuk hidup berpindah-pindah seperti pada masa berburu dan mengumpulkan makanan. Hal ini barangkali menjadi pola kehidupan yang normal pada masa kini.

Teknik Berternak Pada Zaman Manusia Purba

Ketika alam menuntut manusia purba mencari makanan dengan mengolahnya sendiri dan menetap dalam satu tempat, akhirnya mereka mulai menanam jenis-jenis tanaman yang semula tumbuh liar untuk memenuhi kehidupan hidupnya.

Selain bercocok tanam, mereka juga memiliki teknik berternak hewan yang dimulai dengan menjinakkan hewan yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebut saja kuda, anjing, kerbau, sapi, dan babi. Hal ini merupakan usaha manusia purba yang tak terlepas dari peran protein hewani yang diperlukan tubuh.

Menurut Slamet Sujud Purnawa Jati dalam jurnal ilmiah berjudul “Pra Sejarah Indonesia: Tinjauan Kronologi dan Morfologi” (2013: 27), teknik berternak pada masa ini cenderung aneh dan baru dalam sejarah manusia purba Neolitikum.

Hewan-hewan liar pun mulai jinak dan mudah diolah menjadi berbagai olahan makanan pada saat itu. Dari sinilah akhirnya kebiasaan berburu mulai ditinggalkan dari kehidupan sehari-hari manusia purba.   

Pada Masa Bercocok Tanam dan Berburu, Manusia Purba Mengenal Sistem Ekonomi Barter

I Wayan Badrika (2000: 17), mengungkapkan bahwa dalam kehidupan bercocok tanam, tidak ada satu anggota masyarakat pun yang dapat memenuhi segala kebutuhan hidupnya sendiri.

Oleh karena itu, mereka menjalin hubungan yang lebih erat dengan sesama anggota masyarakat lain. Dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya, mereka mengadakan pertukaran barang dan barang, atau biasa dikenal dengan sistem ekonomi Barter.

Pertukaran barang dengan barang ini menjadi awal munculnya sistem perekonomian pertama dalam kehidupan manusia.

Dalam sejarah manusia purba Neolitikum tercatat bahwa sistem tukar menukar berlangsung tidak hanya terbatas pada lingkungan daerah tempat tinggalnya. Namun lebih jauh lagi, yakni sampai keluar tempat tinggalnya.

Dengan demikian sejak masa kehidupan bercocok tanam masyarakat mulai mengenal sistem perekonomian barter atau pertukaran antara barang dan barang.

Kehidupan manusia purba pun diketahui semakin bertambah maju setelah mengenal logam. Produk logam yang diciptakan manusia purba memiliki nilai tukar yang sangat tinggi, sehingga banyak diantara kelompok manusia purba yang menyimpan bahan makanan.

Selain itu kemampuan mengerjakan logam memperlihatkan semakin tingginya tingkat kemampuan yang dimiliki oleh manusia purba yang semakin maju, dan berkembang.

Begitulah sepenggal sejarah manusia purba Neolitikum terkait manusia purba masa bercocok tanam dan berternak. (Erik/R7/HR-Online)

The post Sejarah Manusia Purba Neolitikum, Mulia Bercocok Tanam dan Berternak appeared first on Harapan Rakyat Online.



source https://www.harapanrakyat.com/2020/07/sejarah-manusia-purba-neolitikum/

Tags :

bm

Jasa Google Ads

Jasa Google Adwords Profesional

Kami menawarkan layanan produk unggulan terbaik kami seperti jasa google ads, jasa optimasi seo website, jasa facebook ads, whatsapp blast, sms broadcast, jasa penulis artikel dan lainnya.

  • Jasa Google Ads
  • www.gacorbos88.my.id/
  • Koh Pich St, Phnom Penh.
  • admin@gacorbos88.my.id
  • +62 816 1762 1368

Post a Comment